PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam setiap
hal butuh adanya manajemen, karena hal tersebut menjadikan teratur dan lebih
mengarahkan kepada tujuan yang akan dilakukan, begitu pula dalam hal
pendidikan. Dalam dunia pendidikan manajemen tentunya termasuk sesuatu yang
sangat urgen, mengingat suatu sistem pendidikan tak akan sempurna bahkan tidak
bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan kecuali dengan adanya manjemen
pendidikan, hususnya dalam pendidikan islam.
Mengingat
pentingnya akan hal tersebut, penulis akan sedikit memaparkan seperti apakah
yang dimaksud dengan “Manajemen Pendidikan Islam” dan seluk beluk yang
berada didalamnya.
- Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas bisa dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut :
1.
Apa Pengertian Manajemen ?
2.
Ada berapakah Bagian Bagian
Manajemen Pendidikan Islam ?
3.
Apa yang dimaksud dengan Kerja
Sama dan Sistem Informasi Pendidikan Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
- Pengertian Manajemen
Semula, manajemen yang berasal
dari bahasa Inggris: management dengan
kata kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau
kemampuan menjalankan, mengatur dan mengontrol suatu urusan atau “act of
running and controlling a business” (Oxford, 2005). Kata tersebut merupakan
derivasi dari kata دَبَّرَ (mengatur) yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-Sajdah
ayat 5 yang artinya sebagai berikut:
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah
seribu tahun menurut perhitunganmu”.
Stoner (1986) mengartikan
manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi
usaha-usaha dari anggota organisasi dan dari sumber-sumber organisasi lainnya
untuk mencapai organisasi yang telah ditetapkan G.R. Terry (1986)- sebagaimana dikutip
Malayu S.P Hasibuan (1996) - memandang manajemen sebagai suatu proses, sebagai
berikut: “Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish
stated objectives by the use of human being and other resources”.
Dengan demikian, manajemen
merupakan kebutuhan yang niscaya untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia
dalam organisasi, serta mengelola berbagai sumberdaya organisasi, seperti
sarana dan prasarana, waktu, SDM, metode dan lainnya secara efektif, inovatif,
kreatif, solutif, dan efisien. Sedangkan pendidikan islam merupakan proses
transinternalisasi nilai nilai islam kepada peserta didik sebagai bekal untuk
mencapai kebahagiaan dunia akhirat (Ramayulis, 2002). Maka dapat disimpulkan
bahwa manajemen pendidikan islam mencakup beberapa hal, yakni administrasi,
pembiayaan serta kerja sama dan sistem informasi pendidikan berdasarkan
perspektif islam.
- Bagian-bagian Manajemen Pendidikan Islam
- Pengelolaan Administrasi pendidikan
Secara sederhana dapat diartikan
serangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, penugasan,
pelaksanaan, pengwasan dan penilaian tentang berbagai masalah pendidikan dalam
rangka mencapai tujuan yang tlah ditetapkan (Nata, 2010:251). Admnistrasi
pendidikan mempyunyai beberapa fungsi utama, yaitu:
a.
Planning
Mondy dan Premeaux (1995)
menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya
dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting
untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama
karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan
pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Dalam dinamika masyarakat,
organisasi beradaptasi kepada tuntunan perubahan melalui perencanaan. Menurut
Johnson (1973) bahwa: “The planning process can be considered as the vehicle
for accomplishment of system change”. Tanpa perencanaan sistem tersebut tak
dapat berubah dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan kekuatan-kekuatan
lingkungan yang berbeda. Bagi sistem sosial, satu-satunya wahana untuk
perubahan inovasi dan kesanggupan menyesuaikan diri ialah pengambilan keputusan
manusia dan proses perencanaan.
b.
Organizing
Pengorganisasian merupakan proses
membagi kerja dalam tugas tugas yang kecil, membebankan tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuanya, dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan
organisasi(Fattah, 2004:71).
Tujuan pengorganisasian adalah
mencapai usaha terkoordinasi dengan menerapkan tugas dan hubungan wewenang.
Malayu S.P. Hasbuan (1995) mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses
penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas
tersebut. Pengorganisasian fungsi manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga
aktivitas berurutan: membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit
(spesialisasi pekerjaan), menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen
(departementalisasi), dan mendelegasikan wewenang (Fred R. David, 2004)
c.
Actuating
Soetopo dan Soemanto (1982)
menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi
dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan
sukarela. Di dalam kepemimpinan pendidikan
sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi,
spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas
untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan
tujuan pemimpinnya.
Dalam isthilah manajemen terdapat
isthilah yang sangat berhubungan erat dengan penggerakan (actuating) yakni
motivating yang menjadi inti dari actuating. Motivasi yaitu suatu keadaan
seseorang yang mendorong, mengaktifkan atau mengarahkan perilaku kea rah
tujuan. Adapun prinsip-prinsip penggerakan yakni keteladanan, konsistensi,
keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan.
d.
Controling
Sebagaimana yang dikutif Muhammad
Ismail Yusanto (2003), Mockler (1994) mendifinisikan pengawasan sebagai suatu
upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan
perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi; untuk membandingkan
prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan itu; menentukan
apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut; dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan
efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
- Pembiayaan Pendidikan Islam
a.
Pengertian dan sumber
pembiayaan pendidikan
Biaya pendidikan secara sederhana
dapat diartian sebagai ongkos yang harus tersedia dan diperlukan dalam menyelenggarakan pendidikan
dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan, sasaran, dan strateginya (Nata,
2010:219). Pembiayaan pendidikan tersebut diperlukan untuk pengadaan gedung,
infrastruktur dan peralatan belajar mengajar, gaji guru, gaji karyawan, dan
sebagainya. Pembiayaan pendidikan awalnya tidak terlalu dipersoalkan namun
seiring kegiatan belajar dan mengajar yang membutuhkan tempat khusus, sarana
dan prasarana, infrastruktur, guru, dan lainnya yang secara khusus maka
pengadaan pembiayaan pendidikan menjadi penting walaupun bukan merupakan
segala-galanya, sebab tanpanya pendidikan menjadi sulit dilaksanakan untuk
mencapai tujuannya yang ditetapkan. Berdasarkan petunjuk al-Quran, al-hadits,
pendapat para ulama, dan fakta sejarah dapat ditemukan beberapa sumber biaya
sebagai berikut:
1)
Dana dari Para Siswa (Wali Murid)
Orang tua mempunyai kewajiban atau tugas untuk mendidik anak-anaknya.
Namun karena orang tua sibuk dengan tugas lainnya atau tidak menguasai berbagai
keahlian dalam ilmu pengetahuan dan mengajarkannya, maka tugas tersebut
diserahkan kepada guru maupun lembaga pendidikan yang telah tersedia yang
kebutuhan biayanya ditanggung oleh orang tua. Oleh karenanya setiap orang yang
membutuhkan pendidikan harus mengeluarkan biaya. Dana yang berasal dari para
siswa tergolong yang palnig stabil, hal ini disebabkan beberapa faktor, yaitu:
(1) Biaya pendidikan dipandang sebagai kewajiban bagi orang tua; (2) Biaya
pendidikan dipandang dapat mengangkat harakat dan mertabat para siswa, orang tua
merasa bangga dan terhormat; (3) Pengeluaran biaya pendidikan dipandang sebagai
investasi yang menguntungkan, ia diyakini akan kembali dalam jumlah yang lebih
besar semisal anak yang sukses dalam pekerjaannya melalui pendidikan.
2)
Dana wakaf
Pada awalnya, tujuan wakaf adalah untuk mengekalkan pokok
dari suatu benda, sedangkan manfaatnya boleh digunakan untuk kebaikan. Salah
satu dasar tentang wakaf adalah sebuah yang diriwayatkan Imam Muslim berikut
ini:
" jika seseorang meninggal
dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal, pertama sedekah yang berjalan
terus, atau ilmu yang digunakkan, atau anak saleh yang mendoakannya."
Dalam sejarahnya wakaf mengalami perkembangan yang cukup
pesat, bahkan bukan hanya tanah pertanian saja yang diwakafkan, melainkan juga
rumah, toko, kebun pasar dan lain sebagainya.
3)
Dana kas negara
Sumber biaya pendidikan lainnya adalah dana kas negara.
Beberapa lembaga pendidikan besar terdahulu seperti Madrasah al-Muntashiriyah
di Baghdad, Darul Ilmi di Kairo yang mengambil dana kas negara untuk keperluan
pembiayaan.
4)
Dana dari hibah perorangan dan lainnya
Beberapa lembaga mendapatkan dana bantuan dari beberapa
orang kaya atau berkecukupan yang dikenal sebagai donatur yang memberikan dan
secara rutin. Lembaga pendidikan yang mendapatkan dana ini biasanya adalah
lebaga yang dapat dipercaya, menghasilkan lulusan yang bermutu, memiliki visi,
tujuan, sasaran dan target serta mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Selain itu ada dana perorangan yang diberikan langsung untuk para pelajar.
Beberapa ulama besar seperti Imam al-Ghazali, Imam Syafi'i dan Ibnu sina juga
pernah mendapatkan dana ini.
b.
Prinsip-prinsip pengelolaan dan pembiayaan pendidikan dalam
Islam
1)
Keikhlasan
2)
Tanggung jawab kepada tuhan
3)
Suka rela
4)
Halal
5)
Kecukupan
6)
Berkelanjutan
7)
keseimbangan dan proposional
- Kerja Sama dan Sistem Informasi Pendidikan Islam
a.
Pengertian Kerja Sama dan Sistem Informasi Pendidikan Islam
Kerja sama dapat diartikan
sebagai upaya membangun hubungan secara intensif, efektif, fungsional dan
saling mernguntungkan, dalam rangka mendukung tercapainya tujuan. Adapun sistem
informasi pendidikan merupakan sejumlah komponen yang saling berkaitan dalam
mendukung terlaksananya informasi pendidikam secara jelas, tepat, efektif,
efisien, dan berkelanjutan. Dalam sistem informasi misalnya terdapat profil
atau gambaran singkat namun lengkap tentang lembaga pendidikan dan
program-programnya, sistem pendaftaran dan lain-lain. Melalui kerja sama dan
sistem informasi ini, para pelanggan, wali siswa, para siswa, maupun masyarakat
dapat mendapatkan informasi yang diperlukan dengan mudah.
b.
Tujuan dan manfa'at
1)
Dapat menjaring peserta yang lebih luas untuk memasuki
lembaga pendidikan dan program-program yang ditawarkan.
2)
Dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya dalam menyediakan
informasi.
3)
Dapat membangun citra positif lembaga, lebih dikenal dan
dipercaya oleh masyarakat.
4)
Dapat meningkatkan jaringan pemasaran.
5)
Dapat memberikan informasi secra cepat, tepat, dan efisien.
6)
Dapat mendatangkan nilai tambah atau manfaat yang lebih
besar.
7)
Dapat memperkenalkan diri serta mendapatkan pengakuan secara
luas.
c.
Prinsip-prinsip Kerja Sama
dan Sistem Pendidikan Islam
1)
Berorientasi pada tercapainya tujuan yang baik, yakni
meningkatkan mtu pendidikan dan citra positif lembaga pendidikan.
2)
Memerhatikan kepentingan bersama, mendaptkan keuntungan atau
manfaat bagi kedua belah pihak secara bersama-sama.
3)
Berkelanjutan, yakni tidak hanya bersifat musiman melainkan
spanjang waktu.
d.
Tahap-tahap pelaksanaan
1)
Tahap penjajakan, yakni
mempelajari kekuatan dan kelemahan masing-masing baik dengan penjajakan maupun
kunjugan untuk saling berkenalan.
2)
Penanda tanganan kerja sama
dokumen kesepahamn kerja sama yang telah dipersipakan, dikaji, dan dibahas
sebelumnya.
3)
Penyusunan program yang
akan dilaksanakan bersama.
4)
Pelaksanan kegiatan yang
telah direncanakan
5)
Evaluasi secara objektif,
kritis, transparan dan komprehensif.
6)
Pelaporan kegiatan secara
lengkap, sistematis dan jelas.
BAB III
PENUTUP
Manajemen
dalam sebuah organisasi pada dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses
(aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan
empat fungsi dasar: planning, organizing, actuating, dan controlling dalam
penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itulah, aplikasi manajemen organisasi
hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
Ada beberapa hal
yang sangat terkait dan urgen dalam manajemen pendidkan islam, yakni terkait
dengan pembiayaan administrasi pendidikan islam serta kerja sama dan sistem
informasi dalam pendidikan islam.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah,
Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya
Nata, Abuddin.2010. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta. Kencana Prenada Media Group
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta.Kalam Mulia.
http://tarbiyyah-blog.blogspot.com/2013/05/manajemen-pendidikan-islam.html